MOMENTUM 10 MUHARAM
DALAM TINJAUAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM HARI INI?
Tahun baru hijriah
telah tiba beberapa hari yang lalu, tepatnya pada hari jum’at 1 Muharam 1434 atau dalam tahun masehi jatuh pada hari Kamis
sore 15 November 2012. Diseluruh penjuru Indonesia semua serempak memperingati
tahun baru Hijriah dengan berbagai macam tradisi tergantung kebiasaan para
penduduk setempat, ada yang memperingati dengan cara pawai obor sambil bertabuh
bedug, ada yang memperingatinya dengan pengisian ceramah-ceramah dimasjid dan
masih banyak ragam lainnya.
Bulan Muharam adalah
salah satu bulan yang sangat istimewa bagi umat Islam yang di dalamnya terjadi
peristiwa yang sangat luar biasa, yaitu : Allah SWT
menjadikan 'Arasy, Allah SWT menjadikan Malaikat Jibril as, Allah SWT
menjadikan Lauh Mahfuzh, Hari Pertama Allah SWT menciptakan Alam, Hari
Pertama Allah SWT menurunkan rahmat,
Hari Pertama Allah SWT menurunkan hujan dari langit, Nabi Adam as. Di ciptakan dan ditiupkan ruh-nya oleh Allah SWT., Nabi Idris as diangkat oleh Allah SWT ketempat yang lebih tinggi,Nabi Nuh as diselamatkan oleh Allah SWT ketika banjir merendam umatnya yang zalim, Nabi Ibrahim as diselamatkan oleh Allah SWT dari pembakaran Raja Namrud, Allah SWT menurunkan kitab Taurat kepada Nabi Musa as, Nabi Yusuf dibebaskan dari penjara Mesir, setelah meringkuk beberapa tahun akibat fitnah Siti Zulaiha, Nabi Ya'qub as disembuhkan oleh Allah SWT dari penyakit yang dideritanya, Nabi Yunus as dikeluarkan dari perut ikan paus, setelah berada didalamnya selama 40 hari 40 malam, Allah SWT mengijinkan Nabi Musa as membelah laut merah untuk menyelamatkan diri dari kejaran Fir'aun dan bala tentaranya, Kesalahan Nabi Daud as diampuni oleh Allah SWT, Nabi Sulaiman as dikaruniai Allah SWT kerajaan besar dan masing banyak kisah-kisah luar biasa lainya dan itu semua jatuh pada tanggal 10 Muharam (Khotib Jum’at masjid Salendro Timur:16 November 2012). Kejadian-kejadian itu sepatutnya dijadikan sebuah ibrah (Pelajaran) bagi umat Islam di seluruh Dunia hususnya di Negara Indonesia tercinta ini.
Hari Pertama Allah SWT menurunkan hujan dari langit, Nabi Adam as. Di ciptakan dan ditiupkan ruh-nya oleh Allah SWT., Nabi Idris as diangkat oleh Allah SWT ketempat yang lebih tinggi,Nabi Nuh as diselamatkan oleh Allah SWT ketika banjir merendam umatnya yang zalim, Nabi Ibrahim as diselamatkan oleh Allah SWT dari pembakaran Raja Namrud, Allah SWT menurunkan kitab Taurat kepada Nabi Musa as, Nabi Yusuf dibebaskan dari penjara Mesir, setelah meringkuk beberapa tahun akibat fitnah Siti Zulaiha, Nabi Ya'qub as disembuhkan oleh Allah SWT dari penyakit yang dideritanya, Nabi Yunus as dikeluarkan dari perut ikan paus, setelah berada didalamnya selama 40 hari 40 malam, Allah SWT mengijinkan Nabi Musa as membelah laut merah untuk menyelamatkan diri dari kejaran Fir'aun dan bala tentaranya, Kesalahan Nabi Daud as diampuni oleh Allah SWT, Nabi Sulaiman as dikaruniai Allah SWT kerajaan besar dan masing banyak kisah-kisah luar biasa lainya dan itu semua jatuh pada tanggal 10 Muharam (Khotib Jum’at masjid Salendro Timur:16 November 2012). Kejadian-kejadian itu sepatutnya dijadikan sebuah ibrah (Pelajaran) bagi umat Islam di seluruh Dunia hususnya di Negara Indonesia tercinta ini.
Momentum
yang sangat krusial (penting) dari peristiwa diatas adalah ketika dijadikan
sebuah pelajaran dalam konteks Pendidikan Agama Islam hari ini yang cukup
kekurangan dalam pelajaran-pelajaran disekolah hususnya sekolah umum.
Sebagaimana yang diketahui bahwa Pendidikan Agama Islam itu sangat minim sekali
dalam pelajaran, dan solusinya adalah bagaimana menyiasati kekurangan jam
pelajaran agama Islam di sekolah?. Masalah inilah yang dianggap sebagai
penyebab utama timbulnya kekurangan para peserta didik dalam memahami,
menghayati, dan mengamalkan ajaran agama. Sebagai akibat dari kekurangan ini,
para peserta didik tidak memiliki bekal yang memadai untuk membentengi dirinya
dari berbagai pengaruh negative akibat globalisasi yang menerpa kehidupan.
Banyak peserta didik yang terlibat dalam perbuatan yang kurang terpuji nseperti
tawuran, pencurian, penodongan, penyalahgunaan obat narkotik, dan sebagainya.
Semua yang dapat menghancurkan masa depan para peserta didik ini penyebab
utamanya adalah karena kekurangan bekal pendidikan agama (Zakiah Daradjat,
1982:82). Hal ini terjadi disebabkan karena kurangnya jam pelajaran agama yang
diberikan di sekolah-sekolah (Abudin Nata,2008:18).
Sudah
selayaknya 10 Muharam dijadikan sebuah momentum besar untuk menumbuhkan
pendidikan Islami di sela-sela kurangnya pendidikan agama Islam di Sekolah. Ada
beberapa pelajaran yang dapat dipetik dari peringatan 10 Muharam yang berkaitan
erat dengan Pendidikan Agama Islam yaitu: Pertama, 10 Muharam di sunatkan untuk
menjalankan puasa. Sebagaimana sabda nabi Muhammad SAW. “Dari
Ibnu Abbas -radhiyallahu ‘anhuma-, “Bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam berpuasa pada hari ‘Asyura dan memerintahkan untuk berpuasa padanya”.
(H.R. Bukhori Muslim). Puasa berarti menahan diri dari segala sesuatu yang
membatalkan. Ini sudah barang tentu sangat erat kaitannya dengan Pendidikan
Agama Islam yang berarti bahwa pendidik dan peserta didik harus mampu menahan
diri dari segala sesuatu yang membatalkan atau menggalkan proses yang berkaitan
dengan Pendidikan Agama Islam baik dalam proses belajar mengajar maupun harus
bisa menahan dari segala sesuatu yang berorientasi pada terhambatnya peserta
didik untuk menerapkan nilai-nilai agama dalam kehidupanya sehari-hari. Untuk
para pelajar harus bisa menahan dari malasnya belajar dan melaksanakan ilmu
agama yang sudah didapatkan baik dari sekolah, keluarga, ataupun lingkungan
sekitar dan untuk para pendidik harus bisa menahan dari amarahnya dan sabar
dalam menjalankan pembelajaran agama jika di kelas ataupun dimana saja ada
peserta didik yang enggan belajar agama atau dia acuh terhadap pelajaran agama.
Kedua, di
tinjau dari kisah-kisah para nabi di atas misalnya nabi Ya’kub A.S di sembuhkan
penyakitnya, nabi Ibrahim di selamatkan dari panasnya api menjadi dingin dan
lain sebagainya. Itu semua mengandung bahwa dalam pendidikan agama Islam ada
ketaatan dan keimanan yang sangat kuat dan tidak kenal lelah untuk mencapai
keberhasilan yang dituju dan dalam proses pembelajarannyapun harus ada proses
penerapan dalam ranah psikomotorik (akhlak) walaupun jam sekolah yang sangat
minim untuk pendidikan agama Islam yang sudah barang tentu ini semua kewajiban
pendidik baik dalam arti guru maupun orang tua untuk menciptakan
generasi-genari yang tahu dan taat beragama.
Dengan
analisis penulis di atas dalam momentum 10 Muharam diharapkan semua elemen dari
mulai Lingkungan sekitar rumah yang
sudah jauh dari bau-bau agama supaya kembali mewujudkan lingkungan yang agamis,
Orang tua yang senantiasa menjadi
rujukan utama perkembangan anak harus mampu membimbing dan mengawasi semua
tingkah laku anak yang jauh dari norma-norma agama dan semaksimal mungkin anak harus
memakan agama dan orangtuapun harus bisa menjadi garda terdepan mencotohkan
anaknya masing-masing dan tidak sepenuhnya menyerahkan anaknya kepada guru
agama di sekolah saja, Guru yang
menjadi sentral untuk perkembangan anak di sekolah mesti merubah cara
memberikan pelajarannya dan tidak hanya mentranspor ilmu melainkan harus mampu
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari para peserta didik, dan Pemerintah terkait sudah saatnya
menggagas ulang semua mata pelajaran pokok dan tata cara proses pembelajaran
dan selalu mengawasi dan mengontrol sekolah-sekolah agar peraturan-peraturan
yang dikeluarkan oleh pemerintah terkait benar-benar dilaksanakan dan pihak
sekolahpun harus bisa menjaga dan sama-sama mengawasi agar nantinya dapat
terbentuk lingkungan sekolah yang agamis dan yang harus diperhatikan juga
adalah kepala sekolah harus selektif memilih guru yang betul-betul professional
dalam bidangnya hususnya dalam Pendidikan Agama Islam. Penulis yakini ketika
semuanya berjalan simultan dengan tidak saling menyalahkan dan mengandalkan
salah-satu pihak maka pendidikan agama Islam tidak hanya berbentuk mata
pelajaran saja melainkan akan berbentuk akhlak yang sudah barang tentu akan
membawa lingkungan yang agamis dimanapun berada. (Ade Irfan Al Anshory, Ketua Departemen penelitian dan pengembangan
Forum Silaturahim Mahasiswa PAI Se-Jawa (FORSIMA PAI) dan Ketua Umum HIMA-J PAI
UIN Sunan Gunung Djati Bandung).