Senin, 26 November 2012

MOMENTUM 10 MUHARAM DALAM TINJAUAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM HARI INI?


MOMENTUM 10 MUHARAM
DALAM TINJAUAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM HARI INI?

Tahun baru hijriah telah tiba beberapa hari yang lalu, tepatnya pada hari jum’at 1 Muharam 1434  atau dalam tahun masehi jatuh pada hari Kamis sore 15 November 2012. Diseluruh penjuru Indonesia semua serempak memperingati tahun baru Hijriah dengan berbagai macam tradisi tergantung kebiasaan para penduduk setempat, ada yang memperingati dengan cara pawai obor sambil bertabuh bedug, ada yang memperingatinya dengan pengisian ceramah-ceramah dimasjid dan masih banyak ragam lainnya.
Bulan Muharam adalah salah satu bulan yang sangat istimewa bagi umat Islam yang di dalamnya terjadi peristiwa yang sangat luar biasa, yaitu : Allah SWT menjadikan 'Arasy, Allah SWT menjadikan Malaikat Jibril as, Allah SWT menjadikan Lauh Mahfuzh, Hari Pertama Allah SWT menciptakan Alam, Hari Pertama Allah SWT menurunkan rahmat,
Hari Pertama Allah SWT menurunkan hujan dari langit, Nabi Adam as. Di ciptakan dan ditiupkan ruh-nya oleh Allah SWT., Nabi Idris as diangkat oleh Allah SWT ketempat yang lebih tinggi,Nabi Nuh as diselamatkan oleh Allah SWT ketika banjir merendam umatnya yang zalim, Nabi Ibrahim as diselamatkan oleh Allah SWT dari pembakaran Raja Namrud, Allah SWT menurunkan kitab Taurat kepada Nabi Musa as, Nabi Yusuf dibebaskan dari penjara Mesir, setelah meringkuk beberapa tahun akibat fitnah Siti Zulaiha, Nabi Ya'qub as disembuhkan oleh Allah SWT dari penyakit yang dideritanya, Nabi Yunus as dikeluarkan dari perut ikan paus, setelah berada didalamnya selama 40 hari 40 malam, Allah SWT mengijinkan Nabi Musa as membelah laut merah untuk menyelamatkan diri dari kejaran Fir'aun dan bala tentaranya, Kesalahan Nabi Daud as diampuni oleh Allah SWT, Nabi Sulaiman as dikaruniai Allah SWT kerajaan besar dan masing banyak kisah-kisah luar biasa lainya dan itu semua jatuh pada tanggal 10 Muharam (Khotib Jum’at masjid Salendro Timur:16 November 2012). Kejadian-kejadian itu sepatutnya dijadikan sebuah ibrah (Pelajaran) bagi umat Islam di seluruh Dunia hususnya di Negara Indonesia tercinta ini.
Momentum yang sangat krusial (penting) dari peristiwa diatas adalah ketika dijadikan sebuah pelajaran dalam konteks Pendidikan Agama Islam hari ini yang cukup kekurangan dalam pelajaran-pelajaran disekolah hususnya sekolah umum. Sebagaimana yang diketahui bahwa Pendidikan Agama Islam itu sangat minim sekali dalam pelajaran, dan solusinya adalah bagaimana menyiasati kekurangan jam pelajaran agama Islam di sekolah?. Masalah inilah yang dianggap sebagai penyebab utama timbulnya kekurangan para peserta didik dalam memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran agama. Sebagai akibat dari kekurangan ini, para peserta didik tidak memiliki bekal yang memadai untuk membentengi dirinya dari berbagai pengaruh negative akibat globalisasi yang menerpa kehidupan. Banyak peserta didik yang terlibat dalam perbuatan yang kurang terpuji nseperti tawuran, pencurian, penodongan, penyalahgunaan obat narkotik, dan sebagainya. Semua yang dapat menghancurkan masa depan para peserta didik ini penyebab utamanya adalah karena kekurangan bekal pendidikan agama (Zakiah Daradjat, 1982:82). Hal ini terjadi disebabkan karena kurangnya jam pelajaran agama yang diberikan di sekolah-sekolah (Abudin Nata,2008:18).
Sudah selayaknya 10 Muharam dijadikan sebuah momentum besar untuk menumbuhkan pendidikan Islami di sela-sela kurangnya pendidikan agama Islam di Sekolah. Ada beberapa pelajaran yang dapat dipetik dari peringatan 10 Muharam yang berkaitan erat dengan Pendidikan Agama Islam yaitu: Pertama, 10 Muharam di sunatkan untuk menjalankan puasa. Sebagaimana sabda nabi Muhammad SAW. “Dari Ibnu Abbas -radhiyallahu ‘anhuma-, “Bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berpuasa pada hari ‘Asyura dan memerintahkan untuk berpuasa padanya”. (H.R. Bukhori Muslim). Puasa berarti menahan diri dari segala sesuatu yang membatalkan. Ini sudah barang tentu sangat erat kaitannya dengan Pendidikan Agama Islam yang berarti bahwa pendidik dan peserta didik harus mampu menahan diri dari segala sesuatu yang membatalkan atau menggalkan proses yang berkaitan dengan Pendidikan Agama Islam baik dalam proses belajar mengajar maupun harus bisa menahan dari segala sesuatu yang berorientasi pada terhambatnya peserta didik untuk menerapkan nilai-nilai agama dalam kehidupanya sehari-hari. Untuk para pelajar harus bisa menahan dari malasnya belajar dan melaksanakan ilmu agama yang sudah didapatkan baik dari sekolah, keluarga, ataupun lingkungan sekitar dan untuk para pendidik harus bisa menahan dari amarahnya dan sabar dalam menjalankan pembelajaran agama jika di kelas ataupun dimana saja ada peserta didik yang enggan belajar agama atau dia acuh terhadap pelajaran agama.
Kedua, di tinjau dari kisah-kisah para nabi di atas misalnya nabi Ya’kub A.S di sembuhkan penyakitnya, nabi Ibrahim di selamatkan dari panasnya api menjadi dingin dan lain sebagainya. Itu semua mengandung bahwa dalam pendidikan agama Islam ada ketaatan dan keimanan yang sangat kuat dan tidak kenal lelah untuk mencapai keberhasilan yang dituju dan dalam proses pembelajarannyapun harus ada proses penerapan dalam ranah psikomotorik (akhlak) walaupun jam sekolah yang sangat minim untuk pendidikan agama Islam yang sudah barang tentu ini semua kewajiban pendidik baik dalam arti guru maupun orang tua untuk menciptakan generasi-genari yang tahu dan taat beragama.
Dengan analisis penulis di atas dalam momentum 10 Muharam diharapkan semua elemen dari mulai Lingkungan sekitar rumah yang sudah jauh dari bau-bau agama supaya kembali mewujudkan lingkungan yang agamis, Orang tua yang senantiasa menjadi rujukan utama perkembangan anak harus mampu membimbing dan mengawasi semua tingkah laku anak yang jauh dari norma-norma agama dan semaksimal mungkin anak harus memakan agama dan orangtuapun harus bisa menjadi garda terdepan mencotohkan anaknya masing-masing dan tidak sepenuhnya menyerahkan anaknya kepada guru agama di sekolah saja, Guru yang menjadi sentral untuk perkembangan anak di sekolah mesti merubah cara memberikan pelajarannya dan tidak hanya mentranspor ilmu melainkan harus mampu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari para peserta didik, dan Pemerintah terkait sudah saatnya menggagas ulang semua mata pelajaran pokok dan tata cara proses pembelajaran dan selalu mengawasi dan mengontrol sekolah-sekolah agar peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah terkait benar-benar dilaksanakan dan pihak sekolahpun harus bisa menjaga dan sama-sama mengawasi agar nantinya dapat terbentuk lingkungan sekolah yang agamis dan yang harus diperhatikan juga adalah kepala sekolah harus selektif memilih guru yang betul-betul professional dalam bidangnya hususnya dalam Pendidikan Agama Islam. Penulis yakini ketika semuanya berjalan simultan dengan tidak saling menyalahkan dan mengandalkan salah-satu pihak maka pendidikan agama Islam tidak hanya berbentuk mata pelajaran saja melainkan akan berbentuk akhlak yang sudah barang tentu akan membawa lingkungan yang agamis dimanapun berada. (Ade Irfan Al Anshory, Ketua Departemen penelitian dan pengembangan Forum Silaturahim Mahasiswa PAI Se-Jawa (FORSIMA PAI) dan Ketua Umum HIMA-J PAI UIN Sunan Gunung Djati Bandung).